Rantau: Women in Translation
July
30

Rantau: Women in Translation

This panel is in English with Indonesian translation.

[Klik judul panel untuk melihat versi Bahasa Indonesia]

Speakers | Pembicara:

  1. Bora Chung (Korea)

  2. Zulfah Nur Alimah (Indonesia)

  3. Meena Kandasamy (UK)

Moderator | Pemandu: Intan Paramaditha & Asri Pratiwi Wulandari

View Event →
Pengantar Tidur
July
29

Pengantar Tidur

Penampil:

  1. Aulia Nabila Fal (Bahasa Isyarat)

  2. Rifka Dyah Safitri (Bahasa Isyarat)

  3. Mirat Kolektif (Musikalisasi Puisi)

Pemandu: Naomi Srikandi & Ishvara Devati

View Event →
Bongkar Kata
July
29

Bongkar Kata

Pembicara:

  1. Pepe Roswaldy membongkar kata “Alam”

  2. Vina Andriany membongkar kata “Anak”

  3. Ligia Giay membongkar kata “Rumah”

  4. Yuli Riswati membongkar kata “Rawat”

Pemandu: Himas Nur & Dewi Rosfalianti Azizah

View Event →
Riwayatmu, Puan
July
28

Riwayatmu, Puan

Periwayat:

  1. Ama Gaspar meriwayatkan Alm. Lily Yulianti Farid

  2. Tyassanti Kusumo meriwayatkan Alm. Sumijati Atmosudiro

  3. Yuni Shara Al Buchori meriwayatkan Alm. Shinta Ratri

  4. Sunita Dyah Dewi Maharani meriwayatkan Alm. Supinah

Pemandu: Lisabona Rahman & Astrid Reza

View Event →
July
24

Konser Ceramah

Dalam Konser Ceramah: Suara Lima Fofine, lima puan berkolaborasi menyusun narasi, lirik lagu, musik, serta visual ketubuhan/koreografi untuk merespons secara kritis cerita rakyat Wakatobi “Wa Khaka Kene Palahidu”.

Cerita ini berkisah tentang seorang perempuan yang menjadi alat tukar antara suaminya–seorang nahkoda–dan penyelamat kapal karam sang suami. Sepanjang cerita, dibandingkan para tokoh lelaki, perempuan ini dibuat tak bernama, juga tak bersuara. Narator menghadirkannya sebagai objek. Kita dapat membayangkannya sebagai seorang budak, yang dibeli oleh sang nahkoda, lantas dengan mudah dilepasnya kembali. Melalui karya ini, para puan kolaborator memberinya nama “Fofine”, kata dari bahasa Wakatobi yang berarti “Perempuan”.

 Penampil:

  1. Dewi Kharisma Michellia

  2. Eka Putri Puisi

  3. Gema Swaratyagita

  4. Kartika Solapung

Pemandu: Septina Layan

ZOOM | YouTube

View Event →
July
24

Manifesto Sekolah Pemikiran Perempuan: Tentang Keluarga

Sekolah Pemikiran Perempuan percaya bahwa membayangkan masa depan yang lebih adil adalah menggugat dan mereka ulang imajinasi tentang keluarga. Kami menawarkan gambaran masa depan yang bertumpu pada semangat kolektif, solidaritas, dan kasih sebagai kekuatan meretas pagar-pagar kapitalis, patriarkis, dan heteronormatif.

Manifesto ini ditulis bersama pada Februari 2022 oleh Fathimah Fildzah Izzati, Intan Paramaditha, Lisabona Rahman, Ni Putu Dewi Kharisma Michellia, Raisa Kamila sebagai bagian dari kerja kolektif Sekolah Pemikiran Perempuan, dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Rara Rizal dan Syarafina Vidyadhana.

Versi bahasa Inggris manifesto ini pertama kali dibacakan dalam “A Scenario for Togetherness”, sebuah pertunjukan dan sinema hidup berdurasi 40 jam, inisiatif dari Ayreen Anastas, Adania Shibli, dan Rene Gabri di FFT (Forum Freies Theater) Düsseldorf pada 7 Mei 2022 lalu. Etalase 2022 menjadi forum pertama pembacaan manifesto tersebut dalam bahasa Indonesia.

Teks Manifesto | YouTube

View Event →
July
24

Rantau: Refugees and Knowledge Production

This panel explores how knowledge is produced through the experience of forced migration. We will focus on how women refugees capture their experience of displacement, reinvent homes and lives, recontextualize their identities, and utilize art—from writing to filmmaking—as a tool for surviving, resisting, and community making. Looking at the refugee discourse from a feminist perspective, particularly through the lens of “feminist refugee epistemology” (Espiritu and Duong), this panel will discuss refugee women writers and artists as producers of knowledge. What stories do women tell, and for whom? How do they respond to the dominant knowledge about refugees, including narratives that are centered on refugees as victims or threats? What does it mean to listen to the knowledge produced by refugees in a feminist way?

This panel is in English with Indonesian translation.

[Klik judul panel untuk melihat versi Bahasa Indonesia]

Speakers | Pembicara:

  1. Lan Duong

  2. Warsan Weedhsan

  3. Elahe Zivardar

Moderator | Pemandu: Intan Paramaditha

ZOOM | YouTube

View Event →
July
23

Pengantar Tidur

Pengantar Tidur merupakan serangkai pembacaan karya-karya fiksi terkini yang ingin mengajak kita merenungkan kenyataan yang menggelisahkan, proses yang digeluti, maupun cara bertutur para perempuan dalam berkisah, yang subversif atas tradisi produksi pengetahuan arus utama.

Dalam edisi Pengantar Tidur tahun ini, kita akan menyimak rangkaian pembacaan karya fiksi yang menunjukkan keragaman Indonesia dari perspektif feminis dengan pendekatan interseksional.

Penampil:

  1. Riyana Rizki

  2. Mariati Atkah

  3. Himas Nur

Pemandu: Margareth Ratih Fernandez

View Event →
July
23

Panggung: Kerja Berjalan Penelusuran Para Puan

Penelusuran figur perempuan dalam sejarah seni dan film di Indonesia pasca Reformasi di Indonesia memiliki tantangannya sendiri. Peneliti berhadapan dengan minimnya materi arsip dan harus menempuh jalan putar, memperkaya spekulasi yang imajinatif untuk bisa merangkai sosok perempuan dan agensinya dalam skena seni dan film di Indonesia.

Panel ini akan membahas metode kerja penelitian sejarah perempuan dalam seni rupa dan film. Di dalam panel ini, para peneliti akan berbagi temuan dan kegelisahan dalam menjalankan kerjanya.

Pembicara:

  1. Kelas Liarsip (Umi Lestari & Efi Sri Handayani)

  2. Hyphen— (Akmalia Rizqita “Chita,” Grace Samboh, Ratna Mufida)

Pemandu: Heidi Arbuckle-Gultom

View Event →